Berita Forex Indonesia – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini bergerak di teritori positif. Mengawali perdagangan, Kamis (25/2), IHSG dibuka menguat 24,27 poin (0,52%) ke level 4.681,99. Pada akhir perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat 3,668 poin (0,08%) ke 4.657,722. Sementara indeks unggulan LQ45 ditutup naik 0,608 poin (0,08%) ke 811.000.
Mengutip data perdagangan Reuters, dolar AS pagi ini dibuka di Rp 13.391, dibandingkan posisi sore kemarin di Rp 13.400. Sementara kondisi bursa saham Asia pagi ini, antara lain: Indeks Nikkei 225 naik 112,84 poin (0,71%) ke 16.029,21, Indeks Hang Seng turun 111,93 poin (0,58%) ke 19.080,52, Indeks SSE Composite turun 32,57 poin (1,16%) ke 2.894,86, dan Indeks Starits Times naik 9,56 poin (0,36%) ke 2.629,60.
Bursa saham ditutup menguat tipis dengan naik sebesar 0,08% ke level 4.657. Hampir seluruh indeks berada dalam zona negatif, dipimpin oleh indeks sektor MISC Industry dan Mining yang masing-masing tertekan sebesar 1,54% dan 1,05%.
Penguatan IHSG kemarin didudukung oleh rebound-nya saham-saham perbankan, di mana indeks sektor finance berhasil naik 0,31%. Sementara jika diperhatikan sepanjang perdagangan kemarin, pada Sesi I pergerakan indeks cenderung melemah disebabkan tingginya sentimen negatif dari harga minyak yang kembali turun di bawah USD 30 per barel seiring dengan keputusan Arab Saudi yang tidak ingin memangkas produksinya.
Sementara, pada sesi II, indeks berhasil berbalik arah terdorong oleh reboundsaham-saham perbankan. Volume perdagangan kemarin sejumlah Rp 4,3 triliun. Sedangkan, investor asing kembali melakukan jual bersih atau net sell sebesar Rp 342 miliar. Pada perdagangan kemarin pasar di AS sedikit terkoreksi. Index Dow Jones menguat tipis sebesar 0,32% ke level 16.484,99, S&P 500 meningkat 0,44% ke level 1.929,80, dan Nasdaq mengalami kenaikan paling besar yaitu 0,87% ke level 4.542,61.
Merujuk data yang keluar kemarin, penjualan rumah baru menurun dari 544.000 menjadi 494.000. Data lain juga mencatat PMI sektor jasa berkontraksi untuk pertama kalinya pada awal bulan Febuari sejak Oktober 2013. PMI sektor jasa tergelincir dari 53,2 menjadi 49,8 yang menunjukkan melemahnya kondisi ekonomi di luar bermasalah industri manufaktur dan energi. Penurunan PMI ini disebabkan oleh gangguan salju di Amerika Timur dan juga lemahnya pekerjaan baru. Oleh karena itu Bursa di Amerika tidak bisa terangkat dan hanya sedikit terkoreksi.
Di sisi lain, Bursa Eropa mengalami pelemahan yang cukup signifikan. FTSE 100 melemah 1.60% ke level 5.857,18, DAX tergelincir 2,64% ke level 9.167,8, dan CAC 40 turun 1,96% ke level 4.155,34. Saham Eropa berada di titik terendah dalam satu minggu terakhir, karena ada tambahan tekanan jual pada saham komoditas atas tergelincirnya harga tembaga dan minyak.
Tercatat, harga komoditas yang turun ini juga disebabkan oleh kekhawatiran yang masih berlanjut pada keadaan ekonomi di China yang masih terhambat. Saham-saham di sektor pertambangan seperti BHP, Glencore, dan Anglo American mengalami pelemahan yang cukup signifikan.