Berita Forex Indonesia – Pasar keuangan tampaknya telah stabil juga. Hal ini terlihat dari angka ADP untuk bulan Januari yang lebih baik dari perkiraan awal. Data-data ekonomi seperti tingkat pengeluaran pribadi masyarakat AS, pesanan barang tahan lama dan data pengeluaran konsumsi pribadi inti yang dirilis pekan lalu umumnya mengalahkan ekspektasi pasar sebelumnya. Indek Manufaktur PMI yang dirilis kemarin mengalahkan perkiraan awal dan memicu spekulasi bahwa sektor ini mungkin sudah bangkit keluar.
Bagi banyak pialang yang pro Wall Street, jatuhnya yen Jepang kedalam kategori “aset yang paling penting“, karena investor bisa melakukan Carry Trade lewat Yen. Carry trade adalah aksi pedagang yang meminjam uang atau modal pada suatu pihal dinegara dengan tingkat suku bunga lebih rendah rendah dalam satu negara dan mengkonversi dana tersebut di lokasi yang menawarkan kesempatan pada pengembalian yang lebih tinggi.
Bahkan sebagian pengamat menilai bahwa menguatnya yen dalam perdagangan USDJPY, sebesar -0,07% dapat menjadi barometer adanya risk appetite karena Yen semakin jatuh, memberitahu pedagang bahwa harga akan tetap tertekan di Jepang. Sinyal ini, sebagaimana mereka yakini akan membebaskan mereka untuk menggunakan uang yang mereka pinjam guna mengambil atau membeli aset global yang lebih berisiko. Sebaliknya, ketika yen meningkat, perlu antisipasi berbaliknya carry-trade.
Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat hubungan carry trade dan aset beresiko seperti saham telah mengetat selama empat tahun terakhir. Ketika Yen turun, saham menguat dan begitu sebaliknya secara konsisten. Saat ini dalam perdagangan pasar berjangka dapat merujuk ke penurunan yang signifikan untuk mata uang Jepang dan itu bisa menjadi berita bagus akan terjadinya kenaikan saham dari sikap investor yang lebih memilih aset beresiko. Sebagian pialang memanfaatkan kesempatan ini lewat “uang pintar,” dimana secara “ekstrim” mereka melakukan posisi short dalam yen. Bahkan, aksi jual mereka mereka telah dilakukan hampir empat tahun, tepat sebelum yen berputar kembali setelah 40% penurunan berlangsung selama tiga tahun. Selama masa ini saham mengalami kenaikan panjangnya.