Berita Forex Indonesia – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga menutup perdagangan hari ini mampu bertahan di zona hijau. Mengakhiri perdagangan, IHSG ditutup menguat 11,060 poin (0,24%) ke 4.708,620. Sementara indeks LQ45 ditutup naik 2,171 poin (0,26%) ke 822.563. Berdasarkan data perdagangan Reuters, dolar AS sore ini bergerak di Rp 13.440, dibandingkan pembukaan pagi tadi di Rp 13.467.
Tercatat, lima sektor menguat, sementara 5 sektor lainnya tak mampu bertahan di zona hijau. Penguatan tertinggi terjadi di sektor pertambangan sebesar 2,55%. Sedangkan pelemahan tertinggi terjadi di sektor aneka industri sebesar 1,90%. Membuka perdagangan, Senin (22/2), IHSG dibuka menguat 3,85 poin (0,08%) ke 4.701,41.
Perdagangan saham hari ini terpantau sangat ramai. Sebanyak 136 saham naik, 121 saham turun, dan 91 saham stagnan. Frekuensi saham yang ditransaksikan sebanyak 221.974 kali, dengan total volume perdagangan sebanyak 10,760 miliar saham, senilai Rp 6,109 triliun.
Penguatan IHSG tidak bertahan lama. Hingga pukul 09.23 waktu JATS, IHSG melemah 4,702 poin (0,10%) ke 4.692,040. Pada perdagangan sesi I, IHSG ditutup terkoreksi 4,097 poin (0,09%) ke 4.693,463. Sementara indeks LQ45 ditutup melemah 0,112 poin (0,01%) ke 820.280.
Beberapa saham yang masuk dalam jajaran top gainers adalah HMSP naik 2.875 poin (2,73%) ke Rp 108.375, GGRM naik 1.275 poin (1,99%) ke Rp 65.400, PTBA naik 655 poin (14,03%) ke Rp 5.325, dan UNVR naik 625 poin (1,46%) ke Rp 43.375. Saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers adalah BBRI turun 475 poin (4,15%) ke Rp 10.975, IBST turun 230 poin (9,79%) ke Rp 2.120, SCCO turun 200 poin (4,04%) ke Rp 4.750, dan UNTR turun 200 poin (1,26%) ke Rp 15.725.
Sedangkan kondisi bursa saham Asia sore ini, antara lain: Indeks Nikkei 225 naik 143,88 poin (0,90%) ke 16.111,05, Indeks Hang Seng naik 196,90 poin (1,02%) ke 19.482,40, Indeks SSE Composite naik 67,15 poin (2,35%) ke 2.927,18, dan Indeks Straits Times naik 5,85 poin (0,22%) ke 2.662,43.
Penguatan harga minyak bisa menekan pasar saham. Jika harga minyak naik, harga komoditas lain akan ikut naik, sehingga hal itu dapat mendorong para investor di lantai bursa beralih ke pasar komoditas. Beralihnya investor saham ke pasar komoditas juga diikuti perilaku spekulatif mereka. Di sisi lain, aksi spekulasi juga terjadi di pasar komoditas. Ini bisa membuat harga minyak menguat tajam. Ini pula yang menjadi penyebab melemahnya indeks saham di AS akhir pekan lalu.
Dari dalam negeri, tekanan terhadap saham-saham perbankan akibat rencana OJK memberikan insentif kepada bank yang menurunkan NIM kemungkinan masih berlanjut. Hal itu bisa menyeret IHSG ke zona negatif. Akhir pekan lalu, saham-saham bank anjlok setelah OJK melontarkan rencana tersebut. Apalagi setelah Menteri BUMN Rini Soemarno meminta bank-bank BUMN memangkas NIM-nya dari saat ini 7-8% menjadi 3% dalam tiga tahun ke depan.
Insentif penurunan NIM sebetulnya positif bagi industri perbankan dalam jangka panjang. Pekan lalu, IHSG telah menguji level 4.800. Saat IHSG menyentuh level tersebut, beberapa saham blue chips mengalami overvalued. Itulah alasan kenapa IHSG bakal mengalami tekanan pekan ini. Harga emas akan menguat, terdorong oleh penguatan harga minyak.