Berita Forex Indonesia – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di zona merah, ditopang hampir seluruh sektor yang juga serempak melemah. Mengakhiri perdagangan, IHSG ditutup anjlok 54,054 poin (1,16%) ke 4.654,054. Sementara indeks LQ45 ditutup merosot 12,171 poin (1,48%) ke 810.392. Perdagangan saham hari ini terpantau ramai. Sebanyak 83 saham naik, 186 saham turun, dan 89 saham stagnan. Frekuensi saham yang ditransaksikan mencapai 258.361 kali, dengan total volume mencapai 4,847 miliar saham, senilai Rp 5,996 triliun. Dana asing masuk tercatat Rp 451,042 miliar.
Sembilan sektor melemah, hanya sektor infrastruktur yang mampu bertahan di zona hijau, naik 0,37%. Sementara pelemahan tertinggi terjadi di sektor aneka industri sebesar 2,72%, disusul sektor industri dasar sebesar 2,00%. Pada perdagangan sesi I, IHSG ditutup terkoreksi 33,079 poin (0,70%) ke 4.675,541. Sementara indeks LQ45 ditutup melemah 6,993 poin (0,85%) ke 815.570.
Pada awal perdagangan, Selasa (23/2), IHSG dibuka naik 6,58 poin (0,14%) ke 4.715,20. Hingga pukul 09.10 waktu JATS, IHSG bergerak melemah 3,617 poin (0,08%) ke 4.703,816. Beberapa saham yang masuk dalam jajaran top gainers di antaranya GGRM naik 700 poin (1,07%) ke Rp 66.100, ITMG naik 200 poin (3,57%) ke Rp 5.800, TOWR naik 195 poin (4,87%) ke Rp 4.200, dan MAYA naik 165 poin (9,04%) ke Rp 1.990.
Adapun saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers di antaranya HMSP turun 1.800 poin (1,66%) ke Rp 106.575, UNVR turun 925 poin (2,13%) ke Rp 42.450, AALI turun 750 poin (4,21%) ke Rp 17.075, dan UNTR turun 700 poinn (4,45%) ke Rp 15.025. Berdasarkan data perdagangan Reuters, dolar AS sore ini bergerak di Rp 13.417, dibandingkan posisi pembukaan pagi tadi di Rp 13.376. Berikut kondisi bursa saham Asia sore ini, antara lain: Indeks Nikkei 225 turun 59,00 poin (0,37%) ke 16.052,05, Indeks Hang Seng turun 18,34 poin (0,09%) ke 19.445,75, Indeks SSE Composite turun 23,84 poin (0,81%) ke 2.903,33, dan Indeks Straits Times naik 11,69 poin (0,44%) ke 2.672,76.
Sebagai informasi, pada akhir Januari 2016, total utang pemerintah pusat tercatat mencapai Rp 3.220,98 triliun. Angka ini naik Rp 122 triliun dibandingkan akhir Desember 2015, yang sebesar Rp 3.098,64 triliun. Schneider Siahaan, Direktur Strategis dan Portfolio Utang, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menjelaskan, tambahan utang berasal dari penerbitan surat utang atau Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 72,8 triliun, dan tambahan net pinjaman Rp 6,4 triliun.