Sempat Melemah, IHSG Kembali Melaju di Jalur Hijau

Berita Forex Indonesia – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini bergerak di zona merah.  Pada pembukaan perdagangan, Selasa (1/3), IHSG dibuka melemah 10,72 poin (0,22%) ke level 4.760,24.

Meski demikian, pelemahan IHSG tidak berlangsung lama. Hingga pukul 09.10 waktu JATS, IHSG bergerak menguat 3,119 poin (0,07) ke 4.773,976.  Menutup perdagangan kemarin, IHSG ditutup naik 37,807 poin (0,80%) ke 4.770,956. Sementara indeks LQ45 ditutup menguat 6,566 poin (0,79%) ke 834.742.

Berdasarkan data perdagangan Reuters, dolar AS pagi ini dibuka melemah di Rp 13.350, dibandingkan posisi sore kemarin di Rp 13.365.  Berikut kondisi bursa saham Asia pagi ini, antara lain:   Indeks Nikkei 225 turun 149,08 poin (0,93%) ke 15.877,68, Indeks Hang Seng naik 88,98 poin (0,47%) ke 19.200,91, Indeks SSE Composite naik 7,70 poin (0,29%) ke 2.695,68, dan  Indeks Straits Times turun 4,87 poin (0,18%) ke 2.661,42.

Peringatan IMF tentang ekonomi global yang semakin rentan akibat anjloknya harga minyak dan perlambatan pertumbuhan Tiongkok akan memperburuk sentimen global. Hal itu kembali menimbulkan gelombang penghindaran risiko dan mendorong para investor untuk menjauhi aset yang lebih berisiko.  Dengan besarnya kekhawatiran tentang situasi ekonomi yang tidak menguntungkan dan kegelisahan tentang berbagai masalah global yang dapat memicu krisis finansial, optimisme atas ekonomi global semakin rendah dan investor mungkin berusaha berlindung ke safe haven.

Pasar saham bergejolak, saham-saham di Amerika Serikat (AS) naik tak terduga, karena kenaikan harga minyak yang tiba-tiba dan memberi harapan semu kepada para investor yang optimistis. Saham Asia sedikit menguat, karena peningkatan teknikal di Wall Street, namun mungkin akan menurun karena kekhawatiran tentang pertumbuhan Tingkok sangat membebani sentimen.  Sementara itu, Yen yang menguat akan membebani saham-saham Jepang. Di Eropa, harga saham mengalami penurunan dan mungkin akan terus demikian, karena depresiasi harga minyak terus menekan optimism pasar untuk bermain dengan aset yang lebih berisiko.

Sementara itu, perdebatan pro dan kontra keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) kian memanas. IMF menyampaikan peringatan tentang sejumlah potensi dampak dan ketidakpastian ekonomi yang mungkin dihadapi ekonomi Inggris apabila Negara itu keluar dari Uni Eropa.  Meskipun ada beberapa argument yang meyakinkan tentang manfaat ikatan perdagangan, migrasi, dan keuangan dengan Uni Eropa, kegelisahan terkait masalah ini akan terus memberi tekanan terhadap GBP.  Referendum Uni Eropa akan digelar beberapa bulan lagi. GBP akan tetap rentan mengalami penurunan besar karena ketidakpastian, kegelisahan, dan kekhawatiran memengaruhi ketertarikan investor terhadap mata uang ini.

Posted in Teknikal & Berita Forex.