Sesi Pertama: Aksi Beli Cukup Kuat, IHSG Bertahan di Jalur Hijau

Berita Forex Indonesia – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di teritori positif pada perdagangan di sesi I.  Pada perdagangan sesi I, IHSG ditutup menguat 22,985 poin (0,49%) ke 4.756,134. Sementara indeks unggulan LQ45 ditutup naik 4,999 poin (0,60%) ke 833.175.  Delapan sektor menguat, hanya 2 sektor yang bergerak melemah. Penguatan tertinggi terjadi di sektor consumer goods sebesar 1,53%. Sementara pelemahan tertinggi terjadi di sektor konstruksi sebesar 0,60%.

Mengawali perdagangan preopening, IHSG dibuka naik 5,145 poin (0,11%) ke 4.738,294. Sementara indeks LQ45 dibuka menguat 1,267 poin (0,15%) ke 829.443. Pada pembukaan perdagangan, Senin (29/2), IHSG dibuka menguat 5,925 poin (0,13%) ke 4.739,074. Sementara indeks LQ45 dibuka naik 1,328 poin (0,15%) ke 829.387.

Tercatat, sebanyak 128 saham naik, 116 saham turun, dan 82 saham stagnan. Frekuensi saham yang ditransaksikan sebanyak 111.375 kali, dengan total volume perdagangan sebanyak 1,501 miliar saham, senilai Rp 2,018 triliun. Beberapa saham yang masuk dalam jajaran top gainers di antaranya UNVR naik 1.250 poin (2,85%) ke Rp 45.150, GGRM naik 825 poin (1,31%) ke Rp 63.825, ICBP naik 725 poin (4,79%) ke Rp 15.850, dan ITMG naik 700 poin (10,81%) ke Rp 7.175.

Adapun saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers di antaranya DUTI turun 300 poin (4,62%) ke Rp 6.200, IIKP turun 245 poin (7,44%) ke Rp 3.050, AKRA turun 225 poin (2,89%) ke Rp 7.550, dan SMAR turun 130 poin (3,54%) ke Rp 3.540.  Berdasarkan data perdagangan Reuters, dolar AS siang ini bergerak di Rp 13.390.

Sedangkan kondisi bursa saham Asia siang ini, antara lain:  Indeks Nikkei 225 naik 115,54 poin (0,71%) ke 16.303,95, Indeks Hang Seng turun 101,38 poin (0,52%) ke 19.262,77, Indeks SSE Composite turun 93,85 poin (3,39%) ke 2.673,36, dan  Indeks Straits Times naik 16,54 poin (0,65%) ke 2.666,62.

Sebagai informasi, investasi dari China terus tumbuh melampaui rata-rata realisasi selama 5 tahun terakhir. Dalam kurun 2010-2014, investasi yang dicatatkan dari China mencapai USD 495 juta.   Angka ini meningkat 26% menjadi USD  628 juta pada tahun 2015. Peningkatan realisasi investasi China ini merupakan salah satu indikator penetrasi investasi yang dilakukan oleh investor negeri tirai bambu ini.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani menyampaikan bahwa pihaknya memonitor aktivitas investor China secara intensif karena terjadi peningkatan realisasi investasi yang cukup signifikan.  Periode 2010-2014, nilai investasi yang masuk dari Tiongkok mencapai USD 1,5 miliar. Angka ini bila dirata-rata hanya USD  495 juta, bila dibandingkan dengan periode 2015, angkanya meningkat 26% menjadi USD 628 juta.

Posted in Teknikal & Berita Forex.